KOMPAS.com  Kalau anda bukan penggemar Manchester United, maka tak pelak lagi berita mundurnya Sir Alex Ferguson pasti disambut dengan kegembiraan dan kelegaan. 

Memang tidak berarti bahwa dengan manajer baru David Moyes, ManUnited tidak akan berprestasi stabil seperti sekarang ini. Namun, adanya pergantian di pucuk pimpinan sebuah klub, paling tidak akan memberikan harapan bagi pecinta klub lain untuk melihat adanya "krisis" di ManUnited. Krisis berarti mereka mungkin akan mengalami kesulitan di lapangan. 

Hal itu yang tidak banyak terjadi selama ManUnited di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Atau apabila terjadi, krisis tersebut tidak berpengaruh terlalu banyak.Sejak saya tiba di London (Inggris) pada tahun 1994 dan sampai saya meninggalkan negeri itu tahun 2010, bagi saya pribadi Sir Alex Ferguson adalah mimpi buruk. Entah mengapa, saya tidak pernah menyukai Manchester United. Saya mendukung klub-klub lain seperti Arsenal, Liverpool, dan Newcastle United.


Dan selama kurun waktu itu, setiap kali Liga Primer berlangsung, mereka menjadi "korban" kepiawaian ManUnited dan Sir Alex. Sering kali kenikmatan saya mengikuti perkembangan Liga Utama Inggris berhenti di tengah jalan, saat kedudukan ManUnited sudah begitu kokohnya di puncak klasemen. Selama bertahun-tahun, Sir Alex Ferguson juga menjadi "mimpi buruk" bagi beberapa orang lainnya. Salah seorangnya adalah Alan Hansen, mantan kapten tim Skotlandia dan juga legenda Liverpool. Pada tahun 1995, Hansen yang kemudian menjadi pengulas sepak bola ternama untuk BBC di Inggris menulis di sebuah kolom bahwa ManUnited tidak akan memenangkan kompetisi Liga Utama musim ini karena sebagian besar pemain mereka masih muda.

"You can't with kids." Itu ucapan terkenal dari Hansen, tetapi David Beckham dan kawan-kawannya membuktikan hal sebaliknya ketika mereka dibantu pemain senior seperti Eric Cantona, Steve Bruce, Roy Keane, dan Peter Schmeichel, dengan justru menjadi juara. Setelah itu, selama bertahun-tahun, Alan Hansen sering kali "diejek" oleh Gary Lineker, bintang Inggris yang juga kemudian menjadi penyiar BBC, soal pernyataan tersebut. Kevin Keegan, bintang Inggris juga punya pengalaman "mengerikan" dengan Sir Alex Ferguson. Ketika menjadi manajer Newcastle United pada tahun 1995-1996, Keegan menyaksikan klubnya yang sudah unggul 12 angka dari ManUnited, akhirnya hanya menduduki tempat kedua karena "tekanan psikologis" yang dilancarkan oleh Sir Alex.


Keegan ketika itu dalam sebuah wawancara dengan Sky News melancarkan kritikan, terhadap apa yang dilakukan Alex Ferguson. Selain mereka, "perseteruan" Ferguson dengan manajer-manajer lain, seperti Arsene Wenger (Arsenal), Jose Mourinho (Chelsea), Rafael Benitez, Gerard Houllier, Kenny Dalglish (Liverpool), menjadi bagian dari "mimpi buruk" dalam karier mereka. Melihat prestasi Ferguson selama 26 tahun terakhir, hampir sebagian besar "pertarungan" itu dimenangkan oleh Ferguson. Mereka yang menjadi korban, karena begitu kuatnya kepribadian Ferguson, adalah para asistennya di Manchester United. Dari waktu ke waktu, mereka disebut-sebut bakal menggantikan Sir Alex di Old Trafford. Namun, sampai sekarang, nama mereka lebih dulu tenggelam.

Brian Kidd (1991-1998), Steve McClaren (1999-2001), dan Carloz Queiroz (2002-2003, 2004-2008) adalah tiga nama yang kemudian meninggalkan ManUnited untuk mencari peruntungan di tempat lain, tetapi nama mereka sampai sekarang tidak terdengar lagi.


Dari sisi pemain, Ferguson juga membuktikan "kehebatannya" dalam melepas pemain. Dari sekian banyak pemain yang dijualnya, boleh disebut hanya David Beckham (Real Madrid, LA Galaxy), dan Cristiano Ronaldo (Real Madrid) yang berprestasi lebih hebat lagi. Yang lain, juga hilang tidak berbekas. (L Sastra Wijaya, koresponden Kompas di Australia, tinggal di Inggris 1994-2010)

Sumber : www.kompas.com